Jun 29, 2010

Creasionbrand CSR

Senang sekali rasanya bisa berbagi kasih sayang bersama teman-teman kantor dua minggu lalu di daerah Padasuka Bandung. Kami sepenuhnya menyadari bahwa rezeki yang kita dapatkan sebagian adalah hak dari yang lain dan tentu saja kita semua harus terus bersyukur dengan cara berbagi sehingga apa yang kita hasilkan menjadi rahmat dan berkah bagi kita.

Kegiatan ini juga menjadi moment special buat strategic planner kami yaitu Stefanie yang merayakan ulang tahunnya yang “keberapa stef?”, haha ga mau dipublikasikan umurnya karena masih sangat muda katanya hehe. Whatever, happy bday for u, one of our best man, hope ke depannya bisa terus berkarya dan sukses.

Kami ucapakan terimakasih atas semua kepercayaan partner-partner kami sehingga melalui mereka kami dapat berbagi kasih dan sayang dan tentunya kegiatan seperti ini akan kami lakukan secara konsisten baik dalam suka maupun duka, karena berbagi adalah tenta cinta dan kasih sayang bukan tentang suka ataupun duka.

Mari terus maju bersama keluarga besar Creasionbrand.

Jun 28, 2010

Online Event vs Offline Event

Ga tau kenapa tiba-tiba pengen ngomongin event, mungkin karena abis liat event di Ciwalk sepertinya sehingga terinspirasi buat nulis singkat. Ok, kita mulai dengan pertanyaan mendasar, mengapa event? Yah tentu ini pertanyaan dengan ribuan kemungkinan jawaban tergantung dari tujuan eventnya (begitu khan kira-kira jawaban yang terpikir). Saya ingin tambahkan clue-nya, mengapa event offline sementara target market Anda sebagian besar juga merupakan pengguna internet, mengapa tidak buat saja event secara online?

Barusan saya melihat event, for me (menurut gua yah) dengan crowd seperti itu dan kira-kira spending biayanya sangat besar (diatas 200 juta mungkin) lebih baik mengadakan event secara online, mengapa?

Pertamanya, jangan tanya perbandingan awarenessnya, tentu aktvitas online akan lebih banyak punya dampak secara awareness karena tidak ada kendala dari sisi lokasi dan keterbatasan geographis (dimanapun user brand anda bisa berpartisipasi) sehingga akan banyak yang bisa berpartisipasi di dalam event tersebut.

Kedua, soal ikatan (engagement) no worry lah, sekarang jamanya sudah online kok, conversation creates engagement, asal di maintain dengan tepat bahkan event online bisa menciptakan ikatan jauh lebih erat dibandingkan dengan event offline, karena brand bisa melakukan pembicaraan lebih intens dibandingkan denga event offline. Selain itu, offline juga memberikan kesempatan konsumen untuk terlibat penuh di dalam event tersebut dan memberikan kontribusinya baik itu komen, pertanyaan maupun aktivitas lainnya yang terus berlanjut selama dan sesudah event.

Ketiga soal biaya, berapa banyak biaya yang harus Anda habiskan untuk membuat event di 6 kota? Coba bandingkan dengan event online? Biaya yang kita habiskan (sudah termasuk promosi) mungkin tidak sampai setengahnya dari event biaya, kembali lagi tentu, soal efektivitas tentu bisa diperdebatkan dan tergantung dari tujuan even tersebut dilaksanakan kembali lagi.

Terakhir soal hubungan ke depannya. Di online, setelah event Anda bisa menjalin hubungan yang tidak terputus dengan target brand Anda, misalnya jika brand anda memiliki fanspage, dengan fasilitas tersebut, walaupun event sudah selesai dilaksanakan. Perusahaan masih dapat terus membangun hubungan dan memberikan informasi-informasi terbaru kepada target brandnya, hal ini tentu sulit dilakukan dalam event offline, karena membutuhkan lebih banyak waktu dan biaya dalam pelaksanaannya.

Hehe.. terakhir tentu, semua hal yang saya tulis bisa diperdebatkan, but the point saya hanya ingin memberikan sedikit perspektif dan berbandingan ala kadarnya ketika sebuah brand memilih untuk melakukan event, tentu sajah kembali lagi, banyak hal yang perlu dipertimbangkan sebelum memilih event online atau offline khususnya berhubungan dengan objectives dari brand. Bagaimana menurut Anda?

Curcol Marketing

“Pokoknya kita mau promosi yang segencar mungkin sehingga semua orang tau bahwa produk kita unggul, urusan sustain ke depannya nanti saja kita bicarakan karena sudah sangat tight waktunya”. Sepenggal kalimat yang dilontarkan calon klien pada meeting pagi ini.

Dalam hati saya, enak bener yah jadi agency klien ini, objektifnya mudah amat, pasang iklan dan awareness jangka pendek serta menggunakan media nasional yang sangat terkenal, jika bukan karena idealisme dan integritas sudah gua yes Bos in ajah nih, susun rencana semasive mungkin, ajukan fee yang gede dan done. 

Lanjut lagi, saya kemudian menimpali komentar calon klien saya tersebut “Pak, mencapai awareness apalagi di media besar seperti yang bapak utarakan buat kami jelas bukan perkara sulit, apalagi kami punya cukup banyak experience di bidang ini, hanya saja apakah bapak mau bertanggung jawab jika setelah iklan beres ternyata dampaknya hanya orang tahu (oh brand A) tapi mereka tidak tertarik untuk investasi di tempat bapak karena ternyata setelah melihat websitenya “kok jelek yah dan tidak informative”, ketika mencari di search engine kok tidak ketemu” atau ketika melakukan in coming call “kok customer servicenya ga ngerti product yah?”, apakah bapak mau seperti itu?” Tanya saya kembali.

Yah seperti dugaan saya, meskin menyadari si Bpk ini tetap saj seolah-olah apa yang dia pikirkan adalah yang terbaik, “yah pokoknya siapkan saja mas, mana biayanya dan secepatnya di eksekusi” buset dah. Yah sudah, akhirnya daripada kehilangn project, sebagai partner saya harus coba mengakali strategi yang akan dieksekusi ini, karena biar bagaimanapun juga, saya yakin betul pemilik perusahaan ini akan melihat dari perspektif yang berbeda (hopelly of course).

Sometimes dibeberapa kesempatan presentasi saya masih sering menjumpai tipikal karyawan seperti ini padahal embel-embel jabatan rata-rata cukup mentereng, mulai dari marketing director, business director dan lainnya. Yah tentu sikap seperti ini juga kadang kala sangat biasa terjadi khususnya bila yang bersangkutan (apakah itu marketing director, promotion, business deveploment dll) punya tanggung jawab langsung terhadap penjualan perusahaan, alih-alih memikirkan target menengah dan jangka panjang, mereka tentu akan lebih suka memikirkan bagaimana 1,2 atau 3 bulan lagi, karena nasib dan performa kerja mereka ditentukan oleh hasil penjualan pada ketiga bulan tersebut (apalagi dibekali dana promo yang besar).

Lalu bagaimana seharusnya. Yah tentu tidak ada formula khusus sejauh pemahaman terhadap brand, marketing dan sales bisa sejalan, kuncinya hanya ketiga hal tersebut, dengan memahami brand, marketing dan sales, perusahaan dapat menempatkan sebuah goal pada porsi yang jelas dan terukur tentunya, dan juga dengan memahami ketiga hal tersebut, perusahaan dapat membangun tim yang jauh kuat dalam mencapai tujuan jangka pendek, menengah dan pajang.

Halaa, curhat colongan banget yah, mungkin monggo jika ada yang mau komentos dan kritikos?. Salam sukses.
(Sumber gambar: www.marieclare.com)

Yuk dompleng kesuksesan piala dunia!

Momen khusus seperti Piala Dunia tentu bukan momen yang boleh dilewatkan begitu saja. Demamnya segenap masyarakat dengan event yang diselenggarakan di Afrika Selatan ini tentu membuka banyak peluang bagi aktivitas marketing kita. Apa peluang yang bisa dimanfaatkan? Tentu saja bergantung pada apa produk atau jasa Anda, serta siapa target market yang Anda tuju. Yang jelas, Anda bisa cari inspirasi dari beberapa ide berikut 

a.    Nonton bareng pastinya!
Nonton bareng ini bisa dijadikan momen yang tepat untuk mencapai beragam tujuan yang Anda tetapkan. Untungnya di penyelenggaraan kali ini, (berdasarkan info dari berbagai media) tidak adanya lisensi khusus yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan acara Nonton Bareng. Berikut beberapa tujuan yang bisa Anda tetapkan melalui acara Nonton bareng :

-    internal engagement
acara Nonton Bareng bisa Anda selenggarakan sebagai momentum kumpul-kumpul seluruh keluarga besar organisasi Anda. Melalui acara ini selain silaturahmi diciptakan, Anda tentu bisa menyisipkan berbagai campaign internal yang sedang dijalankan, termasuk di dalamnya info-info program marketing terbaru yang wajib Anda share dan Anda minta seluruh organisasi Anda untuk mendukung serta menyebarkan WOM nya 

-    maintaining customer/gathering
acara Nonton Bareng tentu bisa diselenggarakan dengan tujuan menjalin dan memelihara hubungan yang lebih erat dengan para konsumen. Selain mereka kita traktir makan sambil nonton bareng para customer lainnya, perusahaan juga bisa mengadakan bagi-bagi hadiah agar para customer lebih tertarik untuk hadir. Tentu saja selama acara akan ada sosialisasi program campaign yang sedang dijalankan atau berbagai aktivitas marketing lainnya.

-    Grabbing new customers!
Kalau tujuan yang ini merupakan pengembangan dari tujuan sebelumnya, di mana pada saat customer kita menghadiri acara nonton bareng, kita meminta mereka untuk membawa  teman dan kerabat, agar tentu kita mendapatkan database yang lebih banyak dan memiliki new potential customers..

b.    Kompetisi kompetisi!
Kompetisi emang ga ada matinya, naluri orang-orang untuk selalu bersaing dan melibatkan adrenalin tentu menjadi suatu hal yang menarik. Dari mulai kompetisi menebak score, kompetisi tendang bola, kompetisi mewarnai maskot Piala dunia atau apa saja... yang jelas hubungkan dengan target market Anda, kalau anak-anak pastikan kompetisinya sesuai dengan ketertarikan mereka, begitu juga dengan usia dan karakteristik target market lainnya.

c.    Merchandise..
Salah satu yang diburu oleh para pecinta piala dunia adalah berbagai merchandise yang beredar selama event ini.. dari mulai mug, kaos, boneka dan lain-lain. Namun untuk opsi ini sebaiknya Anda lebih memperhatikan mengenai lisensi dan ijin, karena tidak boleh begitu saja mencantumkan gambar maskot maupun logo Piala dunia (bahkan tulisan Afrika Selatan) pada merchandise yang Anda buat sendiri.

Jadi? Sudah siap menangkap peluang yang terbuka lebar selama piala dunia? Tipsnya pastikan Anda menghubungkan event legendaris ini dengan ketertarikan target market Anda, karena suasana hati masyarakat sekarang sedang... berpestaa bolaaa!!! :D

Jun 26, 2010

Why Email Marketing

Kadang-kadang lucu jika berbicara dengan beberapa sahabat dan klien yang sama sekali tidak memahami apa dan mengapa email marketing, yang nota bene sudah kita lakukan sejak munculnya email . E-mail perlu distrategikan jika sudah bicara lingkup corporate.“Di strategikan man?” coba Anda pikirkan, ketika mengirim email, apa sebetulnya tujuan dari pengiriman email Anda? Saya yakin ada dua hal, pertama memberikan informasi dan kedua memberikan penawaran.

Pertanyaan saya, apakah bisa sama materinya jika mengacuh pada dua tujuan tersebut? Tentu tidak, karena itulah secara sederhananya email marketing perlu di strategikan.Saya sih sedang tidak membahas bagaimana strategi melakukan email marketing, pada tulisan kali ini (maybe next article) saya lebih ingin sharing, mengapa sih email marketing itu penting bagi perusahaan untuk setidaknya mulai memikirkannya. Mari kita coba kupas satu per satu.

1. Cost EffectiveEmail marketing dapat dikatakan sebagai tools yang sangat hemat biaya atau bahkan tidak berbiaya (kecuali Anda menggunakan agency email marketing disebabkan data dan pengolahan email Anda cukup banyak dan sulit) di mana penyebaran sama sekali tidak mengeluarkan biaya, berbeda bila di bandingkan Anda melakukan penyebaran informasi (brosur, flyer) melalui media offline seperti Surat. Contoh lain, Anda ingin berkirim ke calon klien dank lien (untuk calon klien penawaran produk, untuk klien ada promo diskon), tentu brosur yang dikirim akan berbeda toh, bisa Anda bayangkan berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk membuat 2 jenih brosur tersebut? Melalui online hal ini sudah bukan menjadi kendala karena Anda cukup membuat disain yang berbeda, sent and done.

2. Targeted Kelebihan lain dari email marketing adalah sifatnya yang sangat terarah sesuai dengan siapa Anda akan akan berkirim email. Hal ini bisa terjadi karena biasanya database email yang didapat sudah tersegmentasi dari sumbernya. Misalnya, jika database target marketi Anda adalah mahasiswa, maka sumber mencari database baik melalui kegiatan online maupun offline tentu saja akan Anda cari dari universitas-universitas bukan dari sumber lainnya. 

3. Scale of Mass
Email marketing memiliki kelebihan yang sangat tajam dalam hal quantitu penyebaran informasi atau penawaran. Anda bisa mengirim sebanyak mungkin informasi atau penawaran sejauh Anda memiliki databasenya dan sekali lagi dengan biaya yang sangat rendah bila dibandingkan dengan surat biasa. Bayangkan jika Anda harus mengirim 100 ribu surata pada hari atau minggu yang sama katakanlah, apakah mungkin? Selain itu berapa biaya yang harus Anda keluarkan untuk hal tersebut?

4. Measurable
Email marketing memiliki karakteristik yang sangat terukur, berbeda dengan media offline seperti brosur ataupun flyer, dengan email Anda bahkan dapat mengetahui apakah email yang Anda kirim ada feedback secara langsung atau tidak, atau setidaknya Anda akan mengetahui apakah email tersebut sampai ketujuan yang Anda inginkan. (kita akan bahas lagi lebih detail mengenai ukuran ini di topik selanjutnya, silahkan ikuti terus bacaan ini).

5. Customized
Apakah semua email yang Anda kirim pasti sama semua? Tentu saja tidak, setiap email yang dikirim baik content maupun content email dan bahkan kreatifitas email tersebut bisa jadi sangat berbeda satu sama lainnya.Berikirim ke Mahasiswa dan ibu rumah tangga tentu saja berbeda khan,  nah di sinilah mengapa email marketing menjadi sangat jauh lebih efektif dan hemat biaya karena sifatnya yang sangat customized atau adaptif. Anda dapat merubah content, context dan apapun yang berhubungan dengan email sesuka Anda sesuai dengan target dan onjective yang Anda inginkan tanpa adanya tambahan biaya dan keterbatasan lainnya seperti halnya di media offline.

6. Time Flexibility
Email marketing memberikan Anda keleluasaan menentukan kapan waktu email dikirim dan sampai dalam wakti yang sangat singkat sehingga Anda cukup banyak waktu untuk mengevaluasi content dan context email yang Anda ingin kirim. Coba sekali lagi bayangkan jika Anda harus berkirim surat, jika Anda ingin surat tersebut dikirim sampai pada hari minggu jelas tidak bisa, atau jika surat tersebut Anda inginkan sampai pada hari senin, maka Anda harus mengirimnya beberapa hari sebelumnya, itupun tidak ada jaminan bahwa surat tersebut pasti sampai tepat waktu.

Demikianlah sharing singkat ini, semoga bermanfaat. Mari kita mulai memformulasikan emai marketing kita sehingga objectives yang ingin perusahaan capai dapat berhasil.
(Sumber gambar: www. softcommander.com)

Jun 18, 2010

Bagusnya melebar atau mendalam yah?

Perkembangan suatu bisnis merupakan “PR” semua para business owner. Apabila memang visi awal mereka membangun dan mengembangkan bisnis tersebut, maka baik dalam jangka pendek maupun panjang mereka harus memiliki perencanaan pengembangan yang riil dan mampu dicapai oleh organisasinya, baik dari segi kapabilitas maupun tren eksternal yang mendukung. 

Pertanyaan selanjutnya adalah pengembangan seperti apa yang baik untuk diambil para business owner? Apakah pengembangan dari segi produk, jumlah SDM, kapabilitas produk, pasar atau bahkan pengembangan infrastruktur? Jika perusahaan Anda kecil, menjawab pertanyaan tersebut tentu bukan masalah karena semua yang menjadi elemen pengembangan sederhana dan jumlah nya tidak banyak. Tapi jika Anda adalah sebuah manufaktur dengan jumlah karyawan hingga 1.000 orang? Pilihan mana yang harus Anda fokuskan untuk sebuah pengembangan?
Sembari mengumpulkan berbagai materi untuk penyusunan thesis saya yang rencananya akan difokuskan di bidang stakeholder engagement, saya mendapatkan salah satu literatur dari pemakalah Inggris dari salah satu situs documents sharing. Dari literatur yang ia mengangkat suatu isu yang bagi saya menarik. Isu yang beliau angkat adalah mengenai konsep pengembangan bisnis yang tren pada masa pasca Revolusi Industri, yaitu pengembangan bisnis melebar. Apa yang dimaksud dengan pengembangan bisnis melebar? 

Sepertinya Anda pasti sudah sering mendengar yang namanya penguasaan bisnis dari hulu hingga hilir. Tren pengembangan bisnis pada saat pasca Revolusi Industri mengarahkan para pemilik bisnis untuk menguasai sebanyak mungkin lini bisnis yang berhubungan. Pola pikir mereka saat itu, apabila mereka dapat menguasai bisnis tersebut secara menyeluruh, contoh nya dari pertanian, pengolahan bahan mentah, bahan jadi hingga distributor, retailer dan transportasi; mereka akan mendapatkan lebih banyak profit karena tidak perlu melalui perantara lain. Memang hingga tahun 1990an tren bisnis melebar tersebut banyak diminati para konglomerat.
Namun saya perhatikan perkembangan tren yang terjadi, kini tidak demikian. Pengembangan bisnis sekarang lebih mengarah pada arah kedalam. Di mana para pebisnis cenderung memilih untuk fokus pada suatu atau beberapa bidang saja yang ditekuni dan dieksplorasi hingga mampu menciptakan berbagai inovasi tertentu. Hal ini memang tidak luput dari arahan yang diciptakan oleh perusahaan-perusahaan kelas dunia yang “memberi contoh” dan membuktikan melalui Research and Development mereka bahwa menjadi fokus bahkan lebih baik dibanding menguasai semuanya namun tidak ahli di bidangnya. 

Dalam hal ini juga dibuktikan bahwa untuk mendapatkan profit lebih tidak selalu dengan menguasai industri dari hulu hingga hilir, bahkan cost investasi dan waktu bisa jadi lebih besar dibandingkan menjadi fokus pada suatu bidang dan menggali potential profit di dalamnya. Hal ini seperti yang dilakukan Coca Cola Company worldwide, yang fokus dalam quality control dan pembangunan brandnya. Sedangkan sisanya mereka bekerja sama dengan pihak ke-3 dari material bahan baku hingga pembotolan. Hal ini tentu menjadi pilihan Coca Cola untuk memfokuskan dirinya bukan semata-mata tanpa pertimbangan. 

Namun dengan kita lebih fokus pada bidang yang digeluti, tentu selain hasil lebih maksimal, resources yang dibutuhkan pun tidak sebanyak jika kita menguasai seluruh bidang. Dan bagi Anda para manfaktur tentu tahu betapa sulitnya mengelola resources, terutama manusia.

So, bukan selalu Anda harus memilih pengembangan bisnis mendalam dibandingkan melebar, namun Anda perlu mempertimbangkan banyak hal sebelum Anda menetapkannya. Anda dapat mempelajari cara perusahaan-perusahaan di dunia berbisnis, karena dengan begitu Anda tidak perlu repot-repot mengeluarkan beratus-ratus juta untuk research, karena mereka telah melakukannya untuk Anda. 

Namun jangan lupakan faktor-faktor spesifik yang mempengaruhi bisnis Anda, tentu sumber daya dan lingkungan bisnis yang mereka miliki berbeda dengan yang perusahaan Anda miliki. Dan tentu selain mempelajari tren business development berbagai perusahaan lain baik di satu industri maupun di industri yang berbeda, Anda bisa memulai langkah awal dengan membuat daftar keuntungan dan kerugian dari masing-masing opsi pengembangan. Tentu, cara-cara ini dapat lebih dipertanggung jawabkan dibandingkan hanya mengandalkan feeling atau intuisi Anda bukan? Selamat mencoba!

Jun 9, 2010

Strategi baru Telkom yang..... salah sasaran?

Beberapa waktu lalu sedang bersantai di rumah, saya turut mendengar percakapan yang sedang berlangsung di antara beberapa orang tetangga depan rumah saya. Entah berita benar atau gosip yang sedang beredar, namun mereka sedang membicarakan mengenai kebijakan baru Telkom yang menetapkan adanya mininum charge kepada setiap nomor termasuk biaya abodemen nya. Terlihat bahwa berita yang mereka bicarakan merupakan berita yang membuat mereka resah dan kesal.

Memotret sepak terjang Telkom akhir-akhir ini, terutama layanan telepon rumahnya, Telkom bisa jadi kalang kabut. Bagaimana tidak, jika sebuah rumah tidak memiliki sambungan telepon, biaya yang mereka keluarkan untuk mendapat sambungan telepon bisa jadi lebih murah membeli HP seharga 300ribu dan nomor CDMA dibanding menghubungi Telkom dan meminta pemasangan sambungan telepon yang bisa mencapai 400-500ribu termasuk biaya pemasangan dan kabel. Keuntungannya lagi HP bisa di bawa kemana-mana. Belum lagi Telkom harus menghadapi persaingan dengan produk-produk CDMA yang memang ditujukkan untuk menjadi telepon rumah seperti yang dikeluarkan oleh Esia yaitu Wifone.

Permasalahan yang dialami Telkom hampir serupa dengan permasalahan yang dialami badan usaha pemerintah lain seperti Kereta Api, Pos Indonesia, dll. Di mana di dalam kepercayaan diri mereka yang tinggi, mereka nyaris melupakan inovasi produk dan layanan masyarakat yang kini telah digempur dan dikuasai oleh pesaing mereka yang berasal dari swasta. Seperti kereta api misalnya, memang tidak seluruh jalur mereka mengalami kerugian karena memang belum adanya transportasi alternatif (namun sampai kapan belum ada? Jangan sampai lengah lagi) tetapi kekalahan telak harus diterima KAI di jalur Bandung-Jakarta yang pada akhirnya menutup operasi Kereta Parahyangan dan kini memfungsikan 1 jenis kereta saja yang dulunya disebut sebagai Argo Gede namun sekarang berubah nama menjadi Argo Parahyangan. 

Kondisi ini tentu dikarenakan KAI kalah dalam persaingan dengan tranpsportasi alternatif yang lebih nyaman. Serupa dengan Pos Indonesia yang kini juga mendapat ancaman dari pesaing yang tidak main-main. Seperti jika sekarang kita mau mengirim barang, apa Top of mind kita untuk jasa pengiriman? Mungkin sebagian besar orang kini berpikir tentang Tiki atau JNE. Dengan brand image yang lebih positif, Tiki/JNE bisa mengambil hati masyarakat dengan rasa percaya yang lebih tinggi dibandingkan dengan Pos indonesia, dan tentunya lokasi penerimaan barang yang begitu banyaknya karena mereka bekerja sama dengan banyak partner usaha menengah dan kecil sebagai spot penerimaan barang.

Kondisi terhimpit dalam persaingan janganlah sampai menimpa bisnis kita, hal tersebut tidak akan terjadi apabila kita terus memikirkan mengenai inovasi dan peningkatkan kepuasan konsumen. Beberapa usaha milik negara yang kini mengalami himpitan persaingan swasta, menjadi contoh kepercayaan diri yang terlalu kuat dan berpikir bahwa mereka akan tetap survive tanpa usaha lebih. Namun kondisi persaingan sekarang sudah tidak seperti dulu lagi. Setiap harinya merupakan peluang untuk tumbuhnya usaha baru yang lebih inovatif dan kompetitif, dan mereka tidak mungkin tinggal diam jika tidak ingin dilindas para pesaingnya. 

Namun strategi yang dipilih pun bisa jadi lebih kompleks dibandingkan pihak swasta, karena usaha milik negara memiliki tujuan lain selain dari segi profitabilitas, yaitu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kecil. Hal ini lah yang tambah membuat saya bingung dari kebijakan Telkom yang saya dengar dari para tetangga saya tersebut. Bukannya pro kepada rakyat kecil, ini namanya pemerasan. Bayangkan saja, dulunya abodemen langganan berkisar antara 35-40rb, dan sekarang min charge yang dikenakan sekitar 75-80rb. Jadi apabila rumah tersebut hanya memakai telepon sekali-sekali saja, dia setiap bulannya harus membayar 75-80rb. Terbayang betapa memberatkannya bagi rakyat kecil?

Strategi yang mereka jalankan bisa jadi punya beberapa latar belakang, bisa jadi ini adalah pintu jalan keluar yang bisa menyelamatkan income perusahaan, di mana semakin tinggi biaya yang mereka tarik maka pendapatan mereka semakin besar. Atau mungkinkah mereka sedang melakukan segmentasi ulang dari konsumen mereka? Bahwa yang tidak mampu membayar di atas 80rb bukan segmentasi konsumen Telkom? Sehingga mereka bisa lebih fokus dalam penggarapan dan mendapatkan income yang lebih stabil, namun apabila ini dibalik strategi mereka, wah bukan lagi badan usaha milik negara yang menyajikan layanan bagi seluruh masyarakat donk jadinya! Atau kemungkinan lainnya bisa jadi mereka ingin menerapkan strategi ini untuk mempengaruhi psikologi para konsumen, di mana daripada mereka harus membayar 80rb tanpa dipakai, maka mereka akan semakin sering menggunakan telepon. Wah.. mungkin ga ya mereka benar berpikir seperti itu?

Yang jelas, tidak seperti itu yang saya dengar dari para tetangga. Yang ada segera setelah kebijakan tersebut diterapkan, mereka akan meminta Telkom untuk memutuskan layanan atau menjual nomor mereka ke orang lain. Yang ada Telkom akan mengalami kekurangan jumlah pelanggan nih...benar tidaknya kebijakan ini, mari kita lihat sepak terjang Telkom selanjutnya dalam upaya mereka menyelamatkan bisnsi dan mempertahankan para konsumennya lari ke layanan swasta lainnya.

Jun 2, 2010

Tutup Galon Pertama di Dunia

Jika diperhatikan, saat ini Aqua sedang gencar-gencarnya mengkomunikasikan perubahan pada tutup galonnya yang dibuat dengan metode double injection di berbagai media.

Coba kita lihat sedikit cuplikan wawancara Tani Sulaeman, Brand Director Danone Aqua yang saya kutip Astaga.com,“Selain kombinasi material plastik Poly-Ethilene, kelebihan lain adalah lebih mudah dibuka sehingga lebih nyaman untuk ibu ibu rumah tangga yang menggunakan produk kami,” dan “Inovasi ini kami persembahkan setelah dua tahun menyiapkan konsep, teknologi, desain, perancangan, mendesain mesin dan riset pasar yang merupakan wujud komitmen Aqua untuk menjaga kebaikan alam di setiap tetesnya.”
 

Menarik sekali memang melihat sepak terjang dari Aqua ini, saya yang notabese pernah terjun langsung di industri AMDK dan pernah berhadapan langsung sebagai competitor dengan Aqua ini merasakan betul kreatifitas dan agresivitas aktivitas marketing dan branding yang Aqua lakukan sangat gencar dan cukup inovatif. Kembali lagi, ke tutup galon, ada pertanyaan yang menggelitik saya sebetulnya dari perubahan tutup galon Aqua ini, apa sebetulnya yang menjadi tujuan dari Aqua mengganti tutup botolnya? Coba yuk kita analisa kecil-kecilan kenapanya.


(1) Meningkatkan penjualan?, (CMIIW) yang membeli Aqua Galon dari pengamatan saya adalah konsumen yang bisa dikatakan loyal, karena menyangkut persepsi dan brand image di mana Aqua sangat identitk dengan air minum berkualitas dan sehat yang berasal dari alam, yah kecauli pada kondisi-kondisi tertentu dimana Galon Aqua sedang kosong saja mungkin orang akan beralih ke minuman merek lainnya tapi begitu supply lancar lagi yah ramai-ramai pindah kembali ke Aqua (personal experience hehe), jadi entahlah apakah hal ini punya korelasi langsung ke penjualan Aqua, tapi yang pasti dari sisi internal target ini pasti menjadi prioritas juga.


(2) kepentingan konsumen (membukanya jadi lebih mudah)?, hmm kok rasanya bukan sebuah alasan yang terlalu tajam yah karena rasanya faktor kesulitan membuka botol bukan menjadi pertimbangan utama ketika orang memutuskan untuk membeli galon sebuah merek, toh belum tentu juga yang bersangkutan membuka galonnya sendiri.Yang penting bagi konsumen menurut saya adalah ketersediaan produk (availability), harga dan Agen penjual tentunya. Coba saja salah satu tidak berkerja sesuai rencana, bisa kacau penjualan galon perusahaan.


Atau (3) rebranding dan menciptakan experience yang lebih ketika orang mengetahui, melihat dan membuka tutup galon Aqua? Bisa ajah sih, karena seharusnya memang merek harus melakukan peremejaan pada produknya, dengan begitu pesan komunikasinya juga dapat diperbaharui dan menggiring persepsi konsumen bahawa Aqua merupakan perusahaan yang inovatif dan memberikan kebaikan alam secara terjaga melalui tutup botol double injectionnya.


Terkakhir alasan (4) teknis dan biaya khah? Mungkin ajah inovasi baru ini secara cost akan membuat perusahaan lebih efisien dan dengan teknologi baru ini juga kualitas air dapat lebih terjaga, yah jika memang betul toh yang diuntungkan dua-duanya baik Aqua maupun konsumennya jadi why not hehe.


Ah apapun itu, ini khan cuma analisa usil ajah dari saya hehe, tetap saja apa yang dilakukan oleh Aqua ini merupakan terobosan inovasi yang luar biasa baik bagi perusahaan maupun bagi customer Aqua. Jika ujung-ujungnya menguntungkan konsumen dan secara cost masuk hitungan yah kenapa tidak, if you don’t, another day somebody else will. Selamat buat Aqua.

Jun 1, 2010

Watch This! Buat yang Pasang Iklan Banner.

“Kita mau pasang iklan banner nih, gimana disainnya bagus ga?” Wah saya agak sedikit melamun ketika pertanyaan itu muncul di depan saya, sedikit berpikir cepat kemudian saya balik bertanya, bukannya menjawab pertanyaan klien saya tersebut “Apa tujuannya bos?”. Nah dari sini baru pembicaraan bisa mengalir dengan lebih fair hehe.. karena bahasannya bukan lagi urusan disain yang bagus yang jelas sangat relatif bagi setiap orang.

Kalo sempat memperhatikan, iklan banner bisa dikatakan sama berserakannya dengan billboard di dunia offline. Hampir setiap situs yang tenar khususnya atau situs dengan traffic yang tinggi pasti ada iklan bannernya. Dengan meningkat pesatnya jumlah internet user saat ini, memang tidak aneh juga sih.

Ok, kembali lagi ke percakapan saya diawal, rasanya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika sebuah brand ingin memasang iklan banner, yah tujuannya jelas puluhan bahkan ratusan juta yang digelontorkan tidak terbakar sia-sia.

Pertama apa objektif dari iklan yang dibuat? Mengapa harus tetapkan tujuan terlebih dahulu? Karena dengan begitu akan akan tahu apakah iklan yang dibuat berhasil atau gagal. Katakanlah tujuan iklan banner yang dibuat adalah mendapatkan database, maka pada akhir pemasangan iklan, katakanlah setelah 1,2 atau 3 bulan apakah jumlah database yang ditarget tercapai atau tidak, baik dari sisi kuantiti (jumlah database) ataupun kualiti (database yang tepat).

Kedua, siapa sasaran iklan tersebut? Hal ini akan berhubungan dengan creative iklan tentang bagaiaman iklan ditampilkan (visual dan copywriting) how to say dan apa konten (what to say) dari iklan tersebut ketika katakanlah landing pagesnya sudah tampil. Katakanlah target iklan adalah remaja putri, tentu saja visualnya harus dibuat yang menarik untuk remaja putri, misalnya menampilkan wajah artis pria terkenal dengan copy writing yang juga memancing mereka untuk melakukan klik, misalnya “Ingin dinner dan berlibur di sSngapura bersama aku?”

Ketiga, placement iklan tersebut. Sebagai contoh, brand yang memasang iklan adalah minuman menambah energi ketika berolah raga, maka yah tentu akan lebih pas menempatkan iklan tersebut di halaman olahraga atau situs-situs yang berkaitan dengan olah raga secara langsung. Yah tentu perhatikan kembali objektif dan sasaran iklan tersebut, jika ternyata disasarkan pada penggunana secara umum, tidak terlalu tajam ke arah orang yang berolahraga maka mungkin halaman-halaman atau website yang bersifat umum akan lebih cepat karena targetnya adalah kuantitas yang melihat dan men klik iklan tersebut.

Keempat, creative iklan. Hal ini yang akan menentukan apakah iklan banner yang dibuat akan di klik dan dibaca oleh target market brand. Menurut saya inilah bagian tersulit dan paling menantang dalam berkomunikasi dengan menggunakan media banner ini. Mungkin membuat orang men klik dan mengisi database saja bukan perkara sulit, tawarkan saja hadiah yang menarik, kemungkinan besar akan banyak yang melakukan klik dan memberikan databasenya (mungkin sebagian besar brand menggunakan strategi ini), tapi memastikan bahwa yang men klik dan mengisi database adalah orang yang tepat sesuai dengan harapan perusahaan? Jelas bukan perkara mudah.

Tidak terasa sudah 12.02, semoga sharing singkat ini bisa bermanfaat bagi para pembaca. Monggo silahkan komen buat yang punya pendapat lain atau ada input lainnya.