Nov 7, 2012

5 Siasat Membuat Konsumen Terus Datang


Bagaimana bila makanan di cafe kita ga enak, apakah ada peluang untuk tetap ramai dikunjungin orang?, ini pertanyaan yang gampang-gampang susah untuk di jawab karena sebagian besar kita pasti percaya bawah bahwa rasa adalah segalanya untuk sebuah cafe, bahkan seorang sahabat saya pernah berkata "mau konsep cafe sebagus apapun, kalo rasanya biasa ajah ujung-ujungnya orang ga akan dateng lagi kok".

Lantas adakah cara untuk "memanipulasi" konsumen agar tetap datang walaupun rasa di cafe kita biasa-biasa ajah? Adakah cara agar konsumen "melupakan" rasa makanan kita dan tetap merasa "harus datang" dan "datang" lagi karena sesuatu? Apakah "sesuatu" itu? Nah kebeneran saya di sebuah cafe di bandung, momentnya pas nih buat nulis dan sharing soal ini. Coba yuk kita kupas apa itu "sesuatu" yang membuat kita datang lagi walaupun secara rasa biasa-biasa ajah.

1. Berikan sesuatu yang "dibutuhkan" tapi sulit ditemukan
Saya selalu kembali sebuah cafe walaupun saya dan beberapa sahabat saya tahu persis bahwa cafe tersebut rasanya biasa-biasa ajah dan tidak ada yang intimewah, bahkan dari sisi harga tidak juga bisa dikatakan murah merian, lantas kenapa datang dan datang lagi? Sederhana karena ada "Nasi Merah".


Untuk orang yang peduli sehat dan memang menjaga pola makan, nasi merah menjadi sebuah kebutuhan dan masalahnya tidak mudah menemukan orang yang menjual nasi merah, entah karena produknya sulit didapatkan atau memang tidak terlalu laku untuk dijual haha.

Ini contoh bagaiamana mensiasati agar cafe kita terus kedatangan konsumen "loyal" dengan memberikan differensiasi yang jarang dimiliki oleh pesaingnya, kuncinya tentu menciptakan sesuatu yang berbeda berdasarkan insight dari konsumen.

Contoh lain colokan listrik, saya dan beberapa sahabat sering pergi ke sebuah cafe karena di cafe tersebut kita pasti dapet "colokan listri", yah disetiap kursi mereka sediakan colokan tersebut sehingga tidak perlu khawatir tidak dapet kursi yang tidak ada colokan, kebalikannya sering sekali kita membatalkan makan di sebuah tempat yang memang dikenal enak karena masalah "ga bisa nyolok bro, BB gua udah merah nih".

2. Akses internet cepat
Jaman, sekarang "wifi" itu adalah "wajib", nah kalo bisa menyediakan tempat di mana akses internet "sangat kencang" ini bisa jadi solusi untuk banyak konsumen datang, they don't buy your food, but they buy your internet access. Ingat, jangan cuma kecepatan standart, kalo standart buat loading youtube ajah lama ini sih makin "bunuh diri" namanya, udah makanan ga enak eh wifinya juga lelet, yah selamat deh, selamat bangkrut maksudnya.

3. Suasana
"Bro meetingnya di cafe A ajah yah, enak suasananya, nyaman dingin dan little bit privacy tempatnya". Nah dalam konteks ini orang datang karena mencari suasana di mana konsumen tersebut bisa bersantai sendiri untuk menikmati hobbynya misal membaca atau bersama teman-temannya untuk berdiskusi, kongkow ataupun meeting. Jadi jika cafe anda memiliki space yang cukup besar konseplah cafe tersebut yang dapat menunjang suasana tersebut.

Sebagai contoh, sebetulnya saya tidak terlalu menyukai sebuah cafe di bilangn dago atas, namun entah kenapa saya selalu mengajak relasi, keluarga dan sahabat untuk datang ke cafe tersebut karena memang suasananya yang sangat alami, dingin dan relaks, istilahnya mah "bandung pisan". Atau tempat saya menulis ini, makanan sih ga ada yg makyuss, standartlah tapi saya sering ke sini karena "nyaman" dengan suasananya di mana ide menulis saya bisa muncul. Suasana ini erat kaitannya tentu dengan konsep cafe, sehingga perlu mempelajari insight konsumen agar tidak terjebak pada konsep yang "nurut lo yang punya cafe keren". Ingat, jangan jadikan "keren" sebagai single faktor, tapi carilah faktor "keren" yang membuat konsumen terus datang walaupun rasa makanannya biasa ajah. Buat apa punya cafe "keren" tapi orang konsumen ga "ngerti" kenapa dia harus balik lagi ke cafe itu.

4. Harga
"yang penting murah bos" gitu kata seorang rekan kerja ketika ditanya mengapa hobby bener makan di warung "A". "10 ribu udah makan nasih ayam plus sayur"lanjutnya. Biasanya kata murah ini kalo sudah dilekatkan dengan "banyak" akan menjadi sebuah differensiasi yang SAKTI untuk terus membuat konsumen membeli apalagi segmen marketnya sudah tepat. Murah dan Banyak akan membuat rasa menjadi no.3 karena bagi banyak orang, yang penting perut isi kantong ga bolong, yah paling gampang sih kalo pas mahasiswa lah, urusan enak mah belakangan, asal nasi bisa tambah gratis, lauk ga mahal yang hajarr, cukup pake krupuk aci juga jadi enaklah.

Itulah sebab kenapa saya dan banyak anak kantor sering datang dan datang lagi ke Madtari di bandung, kalo pesen mie rebus telor keju kornet, yang datang sepertinya bukan mie, tapi Keju, Kornet, mie, telor. Kejunya luar biasa banyak sampai mienya ga keliatan lagi (udah SOP kali yah hahaha), Soal harga, behh denger nih kata sahabat saya dari jakarta ketika saya ajak makan di madtari "gila bro, murah amat makanannya, harga kejunya ajah udah segitu kali haha".

5. Komunitas
Nah ini juga bisa dijadikan strategy untuk membuat konsumen dateng secara continue ke tempat kita, salah satu contoh cafe di bandung yang secara konsisten mengedakan acara komunitas, dengan banyaknya komunitas/ penggemar komunitas tersebut ini otomatis akan mendorong traffic kunjungan secara konsisten di cafe tersebut. Menggaet komunitas untuk melakukan aktivasi di cafe kita bisa memberikan solusi agar konsumen mau terus datang karena "terpaksa" hehe.

Nah itu mungkin bisa menjadi siasat agar konsumen mau terus "datang" ke cafe kita walaupun dari sisi rasa biasa ajah.

creative sales insight 

sumber gambar: yadig.com

No comments: