Nov 19, 2012

Ayam dan telor akhirnya terjawab mana duluan


Ini sebuah kisah yang tidak pernah habis perdebatannya, antara mana duluan ayam atau telor, semua punya argumen dan bahkan saya pernah dengar ada yang meneliti secara ilmiah dengan sebuah kesimpulan bahwa Ayam duluan, saya lupa alasan ilmiahnya apa haha.

Nah ayam telor ini menjadi inspirasi dari tulisan saya kali ini di mana saya selalu bertanya-tanya mengapa perdebatannya harus mengarah pada pertanyaan "Ayam atau Telor mana duluan?" dan dari pertanyaan ini muncullah dua jawaban, yang pertama adalah ayam yang kedua adalah telor (terserah mau dibalik, saya ga mau memperdebatkan ini).

Apakah otak kita kekurangan kreatifitas untuk menemukan sebuah jawaban yang pada akhirnya memculkan kemungkinan baru? Bagaimana dengan jawaban bahwa Ayam dan Telor ternyata di ciptakan Tuhan secara bersamaan, di mana si ayam melihat ada telor di dekatnya kemudian di eraminya dan akhirnya dia punya Anak? Mungkin ga? Yah mungkin ajalah toh semua itu terserah sama yang Di Atas, tapi setidaknya jawaban ini lebih Out Standing dan Out of Crowd, punya differensiasi hehe #narsis.


Dalam dunia bisnis berpikir ourstanding (kreatif) sudah menjadi sebuah keharusan jika ingin memenangkan hati konsumen agar membeli brand kita, dengan cepatnya informasi dan semakin banyaknya media informasi yang menghujani konsumen setiap hari pemilik brand juga dituntut untuk bisa terus berinovasi dengan kreatifitas, Yah catat berinovasi dengan kreativitas dalam content dan cotext apapun sehingga brand kita bisa Out of Crowd.

Nah ngomong-ngomong, bagaimana yah untuk kita bisa terus berinovasi dengan kreativitas, bahasa gampangnya sih terus kepikir apapun yang memungkinkan brand kita bisa terus sukses di pasar? Coba yuk kita diskusikan.

1. Lihat Dunia Baru
Kreativitas dapat dibangun dengan cara melihat, bertemu, membaca, mendengar hal-hal baru di luar yang biasa kita lihat. JIka biasa hari sabtu duduk malas di rumah, cobalah biasakan untuk setiap sabtu pergi ke Mall, yah tentu bukan hanya untuk makan, belanja dan santai tapi juga untuk melihat hal-hal baru yang mungkin saja bisa memberikan kita inspirasi untuk menyajikannya ke konsumen kita.

Atau yang biasa dilakukan oleh salah satu sahabat saya, membaca majalah-majalah yang tidak ada sangkut pautnya dengan bisnisnya seperti majalah wisata, fashion, games atau majalah apapun yang memberikan wawasan dan pengetahuan baru bagi kita dan tentu dari situ mungkin sekali muncul inspirasi dan ide-ide baru untuk bisa diwujudkan dalam konteks yang berbeda bagi brand kita.

Dan juga dunia baru ini bisa Anda jelajahi dengan cara bertemu banyak orang, mendatangin acara-acara komunitas dan berbagai acara yang memungkin kita untuk terus bisa menggali hal-hal baru yang bisa mendorong inovasi kreatifitas kita.

2. Cari Insight secara kontinue

"Yah kakak, masak ga tau sih group musik ini, booming banget lo di kalangan teeneger", begitu kata adik saya ketika saya bertanya "group musik apa tuh?".

Berinovasi dengan kreativitas menuntup kita untuk selalu mencari insight pada segmen market kita kita garap, kata orang "biar lo uptodate men, kaga ketinggalan jaman".

Bagaimana kita bisa menciptakan sebuah kreativitas pemasaran yang punya dampak jika kita tidak bisa menemukan insight dari segmen market yang kita garap? Ga percaya? Test simple deh, gimana jualan Forex (minimal investasi 50 juta" di garut? Anda sejenius apapun, sehebat apapun track record dalam bidang penjualan, kalo ga tau apa itu forex dan bagaimana orang garut jangan pernah berhayal bisa menjual produk ini, iniah sebabnya banyak perusahaan yang menghabiskan dana hanya untuk mempelajari "insight" dari konsumennya

3. Cobalah ide baru dan ukurlah

"tapi kita belom pernah melakukan hal ini, terlalu berisiko"

Beginilah "pencari aman" dan orang "kebanyakan" di dalan dunia pemasaran berpikir, apalagi jika posisinya sudah nyaman dan menjadi terlalu berisiko bilan harus mencoba hal baru dan kemudian gagal.

Pagi tadi kebetulan saya nonton National Geographic tentang perjalan pedagang arab (kalo tidak salah) untuk memperlebar pasarnya di negeri seberang yang ditempuh dengan penuh resiko (perampokan badai pasir dsb), naratornya mengatakan "hanya orang yang berani mengambil resikolah yang akan mencapai kejayaan pada waktunya", yah saya sangat setuju dengan peryataan ini, kesuksesan dalam pemasaran selalu ditempuh dengan resiko untuk gagal, namun ketika Anda sukses dengan inovasi kreativitas dan keberanian untuk mengeksekusinya maka Andalah pemenangnya. Yang perlu dicatat di sini, cobalah ide baru yang inovatif namun ukurlah hasilnya dan evaluasilah prosesnya.

So, masih mau meributkan mana duluan ayam atau telor?

Creative Sales Behavior

sumber gambar nisargam.deviantart.com

No comments: