Dec 25, 2017

6 Alasan Mengapa Konsumen Membeli Brand Anda

Mengapa konsumen membeli atau akan membeli brand kita? Sebuah pertanyaan yang sangat sulit untuk dijawab dari waktu ke waktu karena "keinginan" atau "Motivasi" konsumen untuk membeli seiring waktu selalu berubah dipengaruhi berbagai faktor baik internal maupun faktor eksternal.

Dahulu datang ke tempat makan mungkin faktor paling penting mengapa tempat tersebut dipilih karena memang makanannya terkenal enak, namun sekarang defini "enak" tanpa didukung oleh fasilitas yang diharapkan oleh konsumen "jaman now" seperti Wifi, nyaman, kemudahan pembayaran, instagramable, layanan bagus menjadi kurang relevan lagi karena "enak" jadi relatif tanpa hal-hal yg sebetulnya "dinginkan" oleh konsumen tersebut tidak terpenuhi. Pernah tidak kita datang ke satu restaurant misalnya ternyata tidak bisa debit dan kita tidak jadi makan ditempat tersebut?

Dahulu, saya punya tempat favorit sekali untuk nonton bioskop, masalah memang harus ke sana langsung untuk membeli tiket klopun bisa online rada "ribet" prosesnya menurut saya, sekarang dengan Go-Tix powered by Gojek, tinggal buka Handphone, pilih seats, ok done, tinggal datang diwaktunya dan beres. Apa ini? yah Motivasi saya nonton bukan semata dipengarahi "brand" biskop tersebut tapi lebih kuat dipengaruhi bawah brand yang satu lagi memberikan "solusi" untuk saya dan menyelesaikan sebagaian besar masalah saya untuk untuk menonton film di bioskop yaitu harus antri, datang berjam-jam sebelum film mulai karena harus antri dan belom tentu dapat.


Ok kembali lagi ke pertanyaan di atas, jadi mengapa konsumen akan membeli brand kita? Kita akan coba bahas beberapa contoh faktor yang membuat konsumen membeli, namun saya berikan catatan bahwa faktor apapun yg muncul terkait dengan brand kita harus melalui proses riset dan insight sehingga kita betul-betul bisa mengembangkan pendekatan yang tepat sehingga konsumen akhirnya mau membeli produk kita, membeli lagi dan lagi dan yang terbaik tentunya juga mau merekomendasikan produk kita ke konsumen lainnya.

1. Aktualisasi Diri
Mengapa orang membeli Apple? Mengapa orang membeli Harley Davidson? Atau melakukan modifikasi mobil di mana biaya modifikasinya mungkin bisa 10x lipat dari harga mobilnya? Mungkin alasan paling mendalamnya adalah aktualisasi diri.

Yah gua pake Apple X beda ajah sih dari yang lain, Apple gitu loh, yah gua naik harley karena gua banget, yah gua modif mobil gua karena keren ajah sih, bisa tampail lain daripada yang lain dan hasil modif nya ituloh gua banget.

Dari sisi ini produk menjadwab kebutuhan konsumennya soal aktulitasi diri dan hal ini lah yang membuat produk tersebut akhirnya menjadi pilihan konsumen tersebut.

2. Pengakuan "Show off"
Mengapa banyak orang yg senang menampilkan photo jalan-jalannya di IG/ Path atau Facebook? Ah saya tidak perlu menjawab hal ini lah, coba ajah tanya ke masing-masing hati kita sendiri. Hal ini lah mungkin salah satu insight yang ditangkap oleh Instagram sehingga penggunannya saat ini mencapai 800 million users.

Instagram menciptakan produk dimana setiap orang punya "solusi" untuk bisa tampil maksimal, di mana setiap orang bisa "mengumumkan" apapun yang jadi bagian dari dirinya setiap hari baik itu makanannya, pakaiannya, liburannya ataupun yang terkait dengan bisnisnya. Yah Instagram memberikan solusi yang sangat jelas dimana akhirnya ada "channel" untuk bisa show off.

3. Fear
"eh bro, kenapa beli asuransi x?" Mosthly kita mungkin akan menjawab yah proteksilah untuk jaga-jaga di masa yang akan datang, dan coba kita perhatikan kebanyakan agen-agen asuransi kalo masuk menjelaskan "menjual" produknya mulai dari titik point mana? FEAR.

"Wah pak klo nanti amit2 sakit keras, ini bisa cover .. bla bla", "Ibu ini jaminan untuk anak ibu kelak, bisi ada apa2, setidaknya biaya mereka kelak di cover oleh asuransi..", "Wah klo mobil bapak hilang khan rugi banget, nah klo asuransi bisa di cover 80 persen lebih nih" ..... Yap semua menampilkan "fear" yg akhirnya anda merasa problem2 anda tersebut"fear" bisa dijawab dengan asuransi tersebut tentunya.

4. Purpose/ Value
Dari dulu saya sering sekali bertemu dengan beberapa user dari Body Shop dan bertanya "kenapa pake body shop" .... guess what jawabannya apa? No animal testing, mereka sepertinya satu suara bahwa value yg dibawa oleh Body Shop ini sebagai "why" untuk mereka membeli produk-produk bodyshop.

Atau mengapa beberapa sahabat yang memutuskan untuk pindah ke Bank Syariah, jika ditanya alasannya mengapa karena nilai-nilai yang dianut klop dengan nilai yang ditawarkan oleh bank tersebut, menghidari bunga dan dibangun atas prinsip syariah.

Dalam ilmu management, kesamaan purpose merupakan dasar yang sangat kuat untuk konsumen menjadi loyal terhadap sebuah brand, namun hal ini tentu tidak mudah untuk dibangun. Bro.Do & Damn I Love Indonesia misalnya, nilai terhadap brand lokal dan kualitasnya sangat kuat sehingga muncul "alasan" yg sangat kuat untuk selalu support dan membeli brand tersebut.

5. Experience
Jika kita main ke yogya, pasti sudah tidak asing dengan yg namanya Bakmi Mba Mo, Kopi Klotok, Raminten, Sate klatak dan berbagai kuliner khan lainnya. Bakmi Mba Mo, ini klo mau makan ke bantul mungkin perjalan bisa memakan waktu 45- 1 jam, sampai di sana jangan main-main telat dikit siap2 nunggu 1-2 jam hanya untuk sepiring bakmi, masaknya satu satu bo tapi anehnya tiap kali ke sana kayanya ga pernah kapok, tetep ajah rame, atau kopi Klotok yang konon pisang gorengnya cuman bisa dimakan ditempat, ga terima dibungkus "WHAT" dan pas saya ke sana emang bener ga boleh pesen buat bawah pulang haha, mungkin karena rame.

Mengapa brand-brand tersebut tetap ramai? 100% saya yakin kalo hanya bicara kualitas produk, banyak yang sama enak apalagi bakmi jowo seperti Pa Sus Geno, Bakmi Pele dll mungkin ga kalah enak sama mbah Mo, lantas kenapa? Experience, yah pengalaman makan di pedalaman kampung, di mana mie dimasak satu per satu, duduk seadanya menjadi "alasan" kuat untuk orang kemudian membeli, dan satu lagi khususnya turis, Mba Mo memberikan solusi terhadap keinginan mereka mencoba apa yang "favorit" yg kelak bisa di post dan diceritakan ke banyak orang.

6. Layanan Terbaik
Sekali waktu cobalah naik kelas business salah satu maskapai penerbangan, kadang saya tidak habis pikir hanya perjalanan 6 jam kelas bisnis bisa sampai full, apakah orang-orang ini kelebihan duit semua? Mungkin tidak tapi yang pasti sebagian besar pasti menginginkan layanan terbaik untuk kenyamanan mereka. Bisa membaringkan diri, mendapatkan service makanan yang nikmat, akses Wifi, duduk terpisah mungkin merupakan sesuatu yang "layak" untuk dibayar lebih dari 2x lipat harga biasa.

Dibidang teknologi, sadar atau tidak Gofood by Gojek pun menjadi alasan yg kuat mengapa berkembang demikian besar dan menjadi "new game" of food delivery. Bayar mahalan dikit no problem, asal tinggal sentuh layar HP, potong saldo gopay dan bisa pesan makanan apapun tanpa harus pergi dulu, antri dulu atau bermacet2 ria di jalan. Yes it is about services dan "kemanjaan" untuk bisa mendapatkan layanan yang terbaik menurut kita.

Contoh2 di atas hanya sebagian kecil dari why people our brand, masih banyak lagi yang bisa muncul terkait "why" ini dan kuncinya adalah Insight dari siapa target market kita, karena itulah proses mencari dan menemukan insight ini sangat penting. Setelah kita dapat menemukan "why" dari sanalah konsep brand kita bisa kita bangun dan arahkan.

Semoga bermanfaat, malem gini sepertinya lanjut kongkow di Warunk Upnormal asik juga, kita support lokal brand untuk bisa berkembang dan jadi kebanggan Indonesia kelak di dunia.

Rekomendasi Buat di Baca

Jangkrik Rambo
8 Tips Melakukan Konversi (Jualan) di Website
5 Tips Copywriting yang Pasti di Baca
Calon Gubernur Gaul
Buy-ology, Eyang Subur dan Ritual Marketing

No comments: